Selasa, 27 September 2011

Bunga buat yang masih menutup hati

By Ruby

Shafa berdiri disisi jendela kamarnya yang ia buka lebar-lebar..
Membiarkan udara dingin pagi masuk dan membelai tubuhnya..
Matahari baru saja muncul, kabut masih menyelimuti udara Garut, embunpun masih bermanja dikelopak dan daun sedap malam yg menghampar mengelilingi bangunan rumah mungil yg terbuat dari kayu diatas bukit..

"Morning shafa... " Tiba-tiba Harlan melintas dihalaman rumah, dan menyapa Shafa.

Harlan adalah seorang ahli pertanian yg dikontrak orang tua Shafa untuk membantu Shafa mengelola perkebunan bunga Sedap Malamnya..

"Hai, pagii.." Jawab Shafa dingin..


"Katanya kamu mau liat panen sedap malam? Ayoo...!" Ajak Harlan.

Hmm... Cowok ini kadang rada-rada sok akrab nyebelin, tapi kadang baik dan sopan juga.. Pikir Shafa sambil berlari kecil keluar rumah..

"Kamu betah ga tinggal dibukit begini?" Tanya harlan saat Shafa mendekat


"Ya mudah-mudahan deh, tapi udah hampir seminggu menetap disini asyik-asyik aja sih.. Nyaman, mungkin emang berkebun bunga adalah cita2 aku dari dulu.." Jawab Shafa sambil berjalan mengikuti langkah Harlan menyusuri kebun yang tidak terlalu luas.


"Bukannya karena kamu frustasi putus sama pacar kamu  itu? Jadi kamu ninggalin kota trus mau jadi gadis desa..."


"Upst..." Shafa menghentikan langkahnya.. Koq Harlan tau tentang hal itu? Trus diucapin pula..?! Ga sopan ya!


"Eiiitt, cewek cantik ga boleh ngambek..?!" Goda Harlan sok akrab, sambil ikut menghentikan langkahnya.


"Kamu koq bilang begitu tadi?" Tanya Shafa terlihat agak marah dan kurang suka.


"Papa kamu yg cerita.. "

Hufftt...! Emosi Shafa tiba-tiba meningkat..
"But it's ok, orang frustasi kalau masih suka sama bunga, itu artinya masih banyak stock cinta dihatinya.. Tinggal dipupuk, nanti tumbuh lagi koq, dan bisa dipersembahkan buat orang baru yang lebih baik..." Lanjut Harlan dengan gaya lucu menggoda Shafa..

Entahlah, Shafa harus marah atau terhibur.. Tingkah Harlan kadang2 nyebelin, tapi kadang2 bicaranya banyak benarnya juga... Beberapa hari ini Shafa merasa punya sahabat, punya saudara.. Maklum Shafa adalah anak tunggal


"Smile please...!" Pinta Harlan sambil menyerahkan setangkai sedap malam pada Shafa..


"Papa aku cerita apa lagi sama kamu?" Tanya Shafa ketus


"Udah, cerita itu aja.."


"Good !!" Kata Shafa sambil melanjutkan perjalanan ke lokasi kebun yang akan dipanen diikuti langkah Harlan..


Matahari mulai tinggi, menghangatkan tubuh, dan menguapkan seluruh embun.. Beberapa petani sibuk memanen bunga sedap malam


"Pilih bunga yang sudah mekar, lalu cabut batangnya seperti ini...!" Ucap Harlan memberitahu Shafa cara memanen bunga sedap malam


"Ribett...! Kenapa ga pakai pisau atau gunting aja buat motong bunga2nya? Kan lebih praktis dan cepat.."


"Tujuannya... Kalau dicabut seperti ini, potongan pada pohonnya akan cepat tumbuh lagi, karena kalau pakai pisau atau gunting tidak bisa merangsang pohon untuk mengeluarkan tunas2 baru... Begitu bu tani cantik, Mengerti..? Aah kamu kebanyakan makan mie instan pake kailan dan cabe rawit siih.." Kata Harlan ngeledek


Whaatt..???

"Excuse me..?! tadi kamu bilang papaku ga cerita apa2 lagi? Koq kamu tau aku suka makan mie instan pake kailan dan cabe rawit?"

"Untuk hal ini, mama kamu yang ceritaa..."


"Cerita apa lagi mamaku?"


"Nothing...."


"Bohong...!"


"Really!"


"Good..!" Ucap Shafa seraya mencabut batang bunga sedap malam dengan kasar.. Huuhh...!! Apalagi yg Harlan tau tentangku? Pikir Shafa dengan emosi..


"Aduh non, nyabutnya jangan kenceng2 begitu... Wah kacau kl kamu marah, bunga2 ini bakalan rusak semua.. Bisa gagal panen kita..!"


"Kamu tuh banyak tau tentang aku ya Har? Cari info dari mana?" Nada Shafa meninggi


"Oww.. Cari info? So important kah kamu sampai aku

harus cari2 info segala?" Jawab Harlan makin membuat Shafa naik pitam

"Okay... Terserah kamu, tapi lama2 aku bisa ga betah tinggal disini!"


"Hahaa... Kamu lucu dan cantik kalau sedang marah Shafa.." Goda harlan..


"Aku tidak sedang becanda' Har..!!"


"Ya aku tau, kan barusan aku bilang kamu cantik kalau sedang marah.. Bukan sedang becanda.. Hehe.."


"Konyol.. Aku pulaangg..!!!" Kata Shafa kesal seraya berlari meninggalkan kebun... Harlan hanya tertawa melihat tingkah Shafa yang ternyata kekanak2an..


"Shafaa...." Teriak Harlan memanggil. "larinya jangan kenceng2 nanti jatuuhh...., untung bukan di jakarta, kalau di jakarta lagi marah begini kamu pasti kabur bawa mobil langsung nginjak gas dalam2..." Kata Harlan masih berteriak


Sontak Shafa menghentikan langkahnya, lalu membalikan badan...

"Heeiiii...?! Kamu juga tau aku kalau marah suka tancap gaaass... ??" Teriak Shafa dari jauh.

"Ga cuma ituu... Kamu kalau marah suka banting pintu kamar dan mogok makan kaan..? Hahaa... Sini kembali! Katanya mau jadi petanii...!"


"Kamu pembohong! Mama papaku banyak cerita tentang aku ya?"


"Aku ga bohong...! Untuk hal ini, nenek kamu yang kasih info...swearr..!!!" Jawab Harlan serius.


Whatt? Nenekku juga? Guman Shafa..


Komunikasi teriak2 jarak +/- 300m membuat perhatian beberapa petani yg sedang memanen, mereka hanya menggeleng2kan kepala bingung..

Shafa tiba2 tak bisa menahan tertawanya..

"Aku sebel sama kamuu' Har...sumpah!"


"Please forgive me!" Kata Harlan sambil berlari ke arah Shafa... "Jangan sebel, nih aku kasih bunga buat kamu.." Katanya seraya memberikan setangkai sedap malam lagi..


"Gak acii! Semua sedap malam dikebun ini kan punya aku.., kamu ternyata ga cuma nyebelin ya? Tapi kamu juga udah berani ngambil bunga dikebunku tanpa ijin!" Jawab Shafa sambil menahan tawa..


"Ok, kalau begitu kamu ikut aku..!!." Tanpa basa basi Harlan menarik tangan Shafa berlari kecil menyusuri bukit, dan berhenti di sebuah dataran tinggi yang terhampar luas kebun bermacam bunga... Waaww..!


"Ini kebunku... Ada puluhan jenis bunga potong yg aku tanam disini.. Aster, mawar, anyelir, chrysant, gladioll, dll... Diatas bukit sana ada rumah kayu, itu rumahku... Kalau kamu mau maafin aku, seluruh bunga dikebun ini aku kasih buat kamu..! Include petaninya... Biar aku tutup sekalian bisnis bunga potongku!" Ucap Harlan sambil bergaya berlutut dihadapan Shafa..


"Ga perlu.!! Aku sudah cukup koq dengan kebun sedap malamku yg tidak begitu luas dan petani yang hanya beberapa itu..."


"So... Kamu ga mau maafin aku?"


"Aku maafin kamu, dengan catatan.. Kamu ga boleh sok tau lagi, dan kamu harus ganti setangkai sedap malamku tadi dengan setangkai bunga lily..."


"Duuh.. Aku ga tanam bunga lily Shafa... Gimana dong?" Wajah Harlan mendadak bingung dan sedih..

Shafa tersenyum puas (mampuss lo!) Xixixi.. Shafa tertawa menang dalam hati, lalu Shafa membalikan badannya dan melangkah santai meninggalkan Harlan dikebunnya.. Tapi tiba2...

"Heeiii... Tukang ngambekk..!" Panggil Harlan "Lily warna putih kan kesukaan kamu??" Teriak Harlan. Shafa menghentikan langkahnya. Terkejut bukan main..


"Kamu tau juga aku suka lily warna putih..??" Shafa terlihat surprise dari kejauhan.


"Hahaaa... Beberapa bulan lalu aku sengaja susah payah tanam Lily buat kamu...!!! Sini kembali... Ayo ikut aku...!"

Shafa melangkah kembali mendekati Harlan.. Antara yakin ga yakin..

Hmm... Beberapa bulan lalu? Jadi Harlan sudah tau banyak tentang aku? Bukan kah dia hanya konsultan ahli pertanian yang dibayar untuk membantu aku belajar bisnis bunga potong? skenario apa yang dibuat mama, papa dan nenekku? Banyak pertanyaan Shafa dalam hati...


Tapi Shafa tak bertanya apapun lagi pada Harlan.. Karena kalau ia tau jawabannya, Ia takut belum siap menerima kejutan lainnya..


Biarlah semua mengalir alami seperti air dan udara.. Kita lihat seberapa cepat Shafa bisa kembali membuka hatinya..


Hmm.. I don't know.. X_X 






 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar