Rabu, 21 September 2011

My Diary, Disudut cafe dengan dua orang remaja (It's About RADIKALISME, VANDALISME, AND TERORISME)

Peace.. better! 
Fariana Riri MD Sastradiredja 7 Juli 2011
Sudah setengah jam aku duduk disudut café, menunggu temanku Anissa yg janji sore ini akan bertemu membicarakan rencana launching novelnya

Dua remaja cewek dan cowok di meja sebelah beberapa kali melempar pandangannya ke arahku. Hufftt… what’s wrong..? ada yang salah dengan penampilankukah..? atau apa mereka pikir aku seumuran mereka? Hihii…

“Kenapa de.. kayanya dari tadi ngelirikin saya terus.. hehee..” sapaku pada mereka. Lalu mereka tersenyum-senyum malu
“lagi nunggu ya mbak..?” Tanya salah satu dari mereka
“Iya nih, nunggu teman..”
“Boleh kita gabung ga dimeja mbak.. biar mbaknya gak bête..”
“Oh.. boleh boleh.. sinii gabung aja..” kataku mempersilakan mereka gabung dimejaku
“Saya Tya mbak, dan ini Reno..” mereka mengulurkan tangan
“Haii, saya Riri.. waah, lagi hangout ni di mall..?”
“Ya gitu deeh.. cuci mata sekalian wawancara beberapa narasumber..”
“Upstt, kalian wartawan..? reporter..?” tanyaku exciting
“Kita redaktur majalah sekolah mbak.. untuk edisi bulan ini, kita ngangkat topik tentang RADIKALISME, VANDALISME, TERORISME dan sejenisnya.. makanya tadi kita ngelirikin mbak terus.. bukan karena wajah mbak mirip teroris lho.. hehee.. maksudnya kali aja mbak berkenan buat kita ajak ngobrol...” jawab Tya becanda seraya menunjukan majalahnya
“Waah kereen.. kalian remaja yang kreatif ya?!” komenku sambil membolak balik majalah yang tampilannya segar khas remaja, serta ukuran A5 yang handy banget.

“Oke, kita ngobrol-ngobrol, sebatas pengetahuan saya aja yaa, soalnya saya kan bukan pengamat politik atau sosial.. heheee…Iya sih, kita memang harus banyak menggali tentang hal ini, tentunya agar tahu untung, rugi, dan bahayanya... biar ga salah pemahaman apalagi salah langkah ya..., kalian masih ingat DANYPelaku bom bunuh diri 17 Juli, 2 tahun lalu?” tanyaku

“Oya mbak.. yang kasus Bom di Hotel RITZ CARLTON kaan..? kata Reno
“Eh, usianya kan masih 17 tahun.. usia kita-kita..” lanjut Tya

“Kita? Kalian kaleee.. saya mah 36! hahaa..” kataku disusul gelak tawa kita bertiga. Ggrrrrr….

“By the way, apasih arti RADIKALISME menurut kalian?” tanyaku. Tya dan Reno saling bertukar pandang bingung, hening sejenak (mungkin dalam pikirannya : “lhoo, bukannya kita wartawannya? Koq malah si mbak yang nanya-nanya sih?” #@?* hihiii…)

“Mmm… Radikal atau Radical dalam bahasa Inggris, atau Radix dalam bahasa latin itu artinya “Akar”. Pertamakali digunakan pada akhir abad 18 buat ngegambarin pendukung gerakan perubahan yang menginginkan reformasi dalam politik lewat perubahan besar dalam masyarakat mbak..” kata Tya

“Dalam konteks Tata Negara, Radikal dapat diterjemahkan sebagai gerakan yang mengakar atau mendasar, misalnya keinginan kelompok orang yang pengen mengubah ideology Negara..” sambung Reno serius

Aku mengangguk-ngangguk takjub, (nih anak udah mah pada cakep, pinter lagih..! anak siapa sih?”)

“kalau begitu syah syah saja dong Radikalisme, selama dasar, alasan, dan tujuannya jelas serta direncanakan dengan matang serta untuk kepentingan semua masyarakat dan komponen bangsa…?” kataku. Tya dan Reno bengong, kaget, speechless..

“Jangan  pause gitu dong aah…” candaku

“Maksud saya, Radikalisme yang marak sekarang, adalah Radikalisme yang diboncengi oleh oknum-oknum ANARKIS dan VANDALISME, jadi mengarahnya ke TERORISME. So, Terorisme itu adalah bukan gerakan Radikal yang sesungguhnya.. karena hanya menebar rasa takut, dan merugikan banyak pihak ” lanjutku serius

“By The Way VANDALISME itu apa mbak? Tanya Reno buru-buru (takut keduluan aku yang nanya mereka kali.. ^_*)


“Vandalisme itu adalah kegiatan iseng gak bertanggung jawab. Kebiasaan ini contohnya coret-coret tembok, dinding atau obyek lain agar bisa dibaca orang banyak, kaya tulisan nama orang, sekolah, gank atau tulisan-tulisan lain yang ga penting  dan tanpa makna berarti.. Vandalisme adalah tindakan secara sadar merusak properti milik umum, milik pribadi, atau merusak nama baik orang lain tapi tanpa alasan yang jelas..”

“Kalau nulis-nulis didinding FB mbak?” potong Tya bercanda.. disusul tawa Reno

“Upst, jangan anggap enteng.. banyak lho yang tidak bisa mengkontrol dirinya, dengan menulis hal-hal ga penting atau malah hal-hal negative di status/dinding/wall FB pribadi atau temennya.. sehingga berdampak ketidak nyamanan, menyinggung, bahkan merugikan orang lain… ini juga jenis Vandalisme..!” kataku serius (bukan curhat lhoo… :p)

“Iya tuh yang suka nulis status/wall kata-kata kasar, makian, menjelekan orang lain.. nggak bangeddh” samber Tya berapi-api..

“Berarti… Pelaku aktivitas ini sebenarnya sudah termasuk melakukan kejahatan ringan dong, karena sifatnya merugikan pihak tertentu dan mengganggu kenyamanan umum..” Tanya Reno.

“Naah.. kalo ringan atau beratnya saya ga ngerti.. yang jelas.. intinya itu tindakan Negatif , TITIK” kataku sambil memanggil pelayan.. tambah minuman buat bertiga, soalnya ngobrolnya makin seruu..

“Oya, menurut kalian apa sih yang membuat REMAJA melakukan RADIKALISME, VANDALISME DAN TERORISME..?” Tanyaku

“Baru aja aku mau nanya sama mbak Riri, eh udah keduluan…mbak kaya wartawan iih..” kata Tya manja sambil menyeruput Orange Juicenya (Waakkss..! ni anak gak tau ya eike dulu pemimpin redaksi tabloid remaja nasional, Hahaayyy… ^_*)

“Kebanyakan pelaku vandalisme adalah kalangan remaja yang sedang tumbuh dengan kematangan yang masih rendah dan masih mencari identitas diri. Perilaku negatif ini biasanya muncul karena lingkungan mereka memberi contoh bagaimana vandalisme ini tumbuh secara permisif, misal di kalangan beberapa sekolah dengan aturan yang kurang kuat, lingkungan yang memberikan mereka kebebasan ekspresi yang negatif atau  karenan mereka mencari perhatian, akibat bergaul dengan kelompok yang salah, atau ingin menjadi terkenal. Penyebab lainnya mungkin adalah rasa bosan dan jenuh akibat kurangnya aktivitas bagi anak usia remaja dan kurangnya perhatian dari pihak orang dewasa …” Jawab Reno

“Atau sebagai salah satu cara untuk melarikan diri dari frustrasi kehidupan karena himpitan sosial dan ekonomi. Terutama, faktor ini cukup menyuburkan radikalisme di kalangan negara miskin yang semakin dimiskinkan.. Budaya konsumerisme di kalangan masyarakat juga semakin memperluas jurang kesenjangan antara kaum miskin dan kaya” Sambung Tya


“Wah wah.. makin serius ni obrolan kita, mendingan kita cari solusi.. bagaimana menghindarkan remaja dari RADIKALISME, VANDALISME DAN TERORISME.. “ Kataku

“Hindari lingkungan pergaulan yang cenderung kasar dan tidak bertanggung  jawab..” kata Tya

“Remaja harus kreatif, banyak-banyak berkarya dan melakukan kegiatan yang  positif” sambung Reno

 “Agama…!!!” seru Tya. “semoga banyak orang tua dan para Alim Ulama yang mensosialkan arti Jihad yang sesungguhnya.. biar remaja tidak terpengaruh paham yang salah.. Agama itu kan mengajarkan kebaikan, kedamaian, jadi kalo menebar terror jangan bawa-bawa alasan agama..”

“Harus kembali disadarkan, terorisme bukan semata-mata masalah agama, melainkan masalah seluruh umat manusia dalam berbagai aspek. Perlu dicari titik pandang bersama.. Ini tugas berat yang perlu dipikirkan oleh para tokoh agama, pemerintah, orang tua, dan kita-kita sebagai remaja..” kata Reno semangat

“Yupss, setujuu.. adalagi?” kataku

“Masuk PRAMUKAA..!” lanjut Tya sambil mengedipkan sebelah matanya kearahku

“Koq ngedipin mata..? tanyaku
“Hehee.. saya liat itu display picture BBnya.. mbak pake baju Pramuka...” jawab Tya senyum-senyum. (haha'ngintiip aja dehh.. ^_^)

“Right, Ayo Pramuka..!” kataku bergaya model iklan

Obrolan aku dan dua remaja Tya Reno berakhir, karena temanku Anissa sudah datang.. :D

Fariana Riri MD Sastradiredja
7 Juli 2011




Tidak ada komentar:

Posting Komentar